Berita Kegiatan Kampus

#

Rasionalitas Nabi Ibrahim dan Kesabaran Siti Hajar Penting untuk Gen-Z

UNISA,- Corak pemikiran rasional Nabi Ibrahim dan kesabaran Siti Hajar penting ditiru Generasi Z. Hal itu diungkapkan, Sopandi, usai menggelar bedah buku "Ibunda Hajar" tulisan Dedi Ahimsa, di Unisa Kuningan, Sabtu (20/1).

Dosen FIK Unisa Kuningan itu menilai, corak pemikiran rasional harus terus ditumbuhkan di kalangan Gen-Z untuk mengimbangi tsunami informasi, baik dalam bidang keagamaan maupun sosial politik. Begitu halnya dengan sikap sabar, harus menjadi karakter dalam menghadapi berbagai fenomena dan tantangan kehidupan.

"Daya pikir yang rasional ini sangat penting untuk semua generasi, apalagi saat ini banyak sebaran berita bohong, provokasi, dan informasi yang diproduksi oleh sumber yang tidak jelas," kata Sopandi.

Nabi Ibrahim dan istrinya, lanjut dia, merupakan teladan yang harus dicontoh. Bagaimana Nabi Ibrahim berdialektika dengan pendapat orang tua, tokoh agama, dan penguasa pada masanya masih sangat relevan. Begitu juga kesabaran dan ketabahan Siti Hajar ketika harus hidup sendiri dan mengurus bayinya di tengah padang pasir, penting diketahui oleh kaum hawa saat ini.

"Rasionalitas dan kesabaran dari dua sosok itu juga kemudian menjadi cikal bakal peradaban Islam yang dimulai dari Makkah," tuturnya

Ia menerangkan, bedah buku tersebut menghadirkan langsung Dedi Ahimsa sebagai penulisnya. Dari paparan penulisnya, para mahasiswa menyimak langsung kisah getir kehidupan dan pengorbanan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar yang pada akhirnya menjadi awal mula peradaban Islam terjadi di Makkah. Kisah tersebut sampai saat ini diabadikan dalam ritual ibadah haji dan umroh umat Islam.

"Kalau meminjam sub judul buku atau novel tersebut, yang tumbuh pada diri Nabi Ibrahim dan Siti Hajar itu ada pesan kekuatan cinta, iman, dan pengorbanan. Tiga hal ini yang harus tertanam dalam diri kita," tuturnya.

Hadir pada kesempatan itu Wakil Dekan Fakultas Ilmu Keislaman Unisa Kuningan, Agus Zamzam Nur. Ia mengapresiasi bedah buku tersebut seraya menegaskan bahwa Nabi Ibrahim mendapat gelar kekasih Allah bukan tanpa alasan. Ada tauladan luar biasa dalam dirinya, termasuk dari Siti Hajar sebagai istrinya. Menurutnya selain sisi rasionalitasnya, hal yang penting ditiru dari Nabi Ibrahim adalah sifat memuliakan orang lain.

"Salah satu alasan kenapa Nabi Ibrahim mendapat gelar kekasih Allah karena beliau terbiasa memuliakan orang lain atau tamu. Ini adalah tauladan yang harus terus dirawat dan dilestarikan," kata Agus.

Sementara itu, di sela penyampaian isi bukunya, Dedi Ahimsa menerangkan, buku tersebut ditulis atas dialog dan renungannya terhadap kisah yang diceritakan di dalam al-Quran. Ia juga menyarankan para mahasiswa untuk terbiasa berdialog menyelami makna terdalam al-Quran, supaya hasil bacaannya busa menginspirasi dan menjadi pemandu dalam kehidupan. (Humas)

Share:

Testimoni

Bagaimana mereka bercerita tentang UNISA Kuningan

#

HUBUNGI KAMI

Jika ada pertanyaan anda dapat menghubungi kami melalui WhatsApp dengan cara mengklik tombol Contact US

  • #
  • #
  • #
  • #
  • #