Di Unisa Kuningan, selain berkegiatan sebagai insan akademik, saya pun dapat menyalurkan minat saya dalam berorganisasi. Melalui organisasi saya dapat bertemu dengan rekan-rekan, menambah ilmu pengetahuan di luar forum kelas, serta memperluas jaringan. Setelah lulus, berbekal modal yang didapat dari organisasi dan pengetahuan akademik di kampus, saya merasa memiliki daya dan motivasi dalam mempersiapkan kehidupan mendatang.

Belajar di STAI Al-Ihya Kuningan (kini Unisa Kuningan) tidak saja menjadi cerdas dalam pengetahuan, melainkan juga cerdas emosi dan spiritual. Lahir batin kami ditempa untuk siap menapaki samudera kehidupan. 

Kuliah di Unisa Kuningan, mahasiswa tidak hanya diasah dalam konteks akademik, melainkan pula dibekali ilmu agama. Sehingga apa yang disampaikan Fisikawan kelahiran Jerman Albert Einstein "ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh", dapat dihindari dengan menjadi bagian dari Unisa Kuningan.

Sebagai makhluk yang lahir dari kemahacerdasan Allah swt, menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu kewajiban. Dengan diimbangi kemapanan religiusitas, knowledge make people humble. STAI Al-Ihya Kuningan (kini Unisa Kuningan) hadir sebagai solusi dalam mencetak generasi penerus bangsa yang siap membawa revolusi sosial dan moral.